Tiga pedang menghunjam jantung
Ketiganya dari tangan yang sama.
Tangan yang pernah menyeka air mata
Tiga pedang menghunjam jantung.
Kukeluarkan sebilah demi sebilah.
Dibantu tangan detik yang berputar dalam dunia dan melodi tawa.
Tiga pedang menghunjam jantung.
Hati bahkan berair mata. Mengeluarkannya perlu jutaan tawa.
Dan logam emas penawar rasa
Tiga pedang menghunjam jantung.
Ku tarik salah satunya. Sisa dua.
Keduanya kasat mata.
Tiga pedang menghunjam jantung.
Meniriskan rasa, banjir darah di sekujur asa
Tiga pedang menghunjam jantung.
Menetaskan bilur di kepala. Menitipkan perih di setiap hela udara
Tiga pedang menghunjam jantung.
Dengan jutaan tawa yang kupunya ia lenyap tiada bersisa.
Kupeluk waktu, lalu aku berkaca
Pada citra diri di balik maya.
Ketiga nya masih ada disana.
Menghunjam hati, pada bayangan senja
Tiga pedang menghunjam jantung.
Aku terhunus duka.
Ini adalah cindera mata.
Dari tangan yang pernah kupuja
Jakarta, awal waktu dua kosong satu satu.