Sebauh catatan, terinspirasi dari Pak Habibie dan mendiang Istrinya.
“Isn’t it lovely? wake up in the morning and then fall in love with the same person again and again in a rest of ur life?”
Cinta itu perasaan yang tidak direncanakan, dia hadir dengan sendirinya. Karena yang merencanakan itu bukan kamu, tapi Yang Maha Merencanakan.
Konon katanya, cinta dengan tak mengetahui alasan kenapa kau bisa mencintainya itulah hakikat cinta tertinggi. Cinta tanpa sebab, begitu katanya.
Cinta tanpa tanda tanya. Cinta tanpa kenapa begini. Cinta tanpa kenapa begitu.
Cinta tanpa pertanyaan, karena kau yakin, meyakini DIA sebagai jawaban atas semua pertanyaan, bahkan yang belum ditanyakan sekalipun.
Kata orang cinta itu buta, tapi kalo kau YAKIN dituntun/diarahkan oleh orang yang tepat kenapa tidak?
Kata orang cinta itu tuli, tapi kalau kau punya hati untuk berdetak seiringan bersama bahkan kau bisa mendengar dan merasakannya, kenapa tidak?
Cinta itu bisu, tapi ketika dalam hening pun kau bisa meluapkan semua rasa dan memahami yang ia rasa. Kenapa tidak?
Jadi cinta itu melumpuhkanmu kah? Hingga kau buta bisu tuli? Kalo aku bilang iya dan lalu KAU menjadi seluruh indraku, kenapa tidak?
Cinta itu harusnya murni, tanpa praduga, tanpa tanda tanya. Suci sekali ya. Ini cinta yang putih sekali. Entah siapa yg masih punya.
Cinta itu bertenaga kuda. Dia akan menciptakan energi yang entah datang darimana bisa membuatmu cukup kuat.
Ketika nanti tiba saat yang sudah disiapkan untukmu datang. Mencintalah seperti kau tak pernah disakiti. Buatlah hatimu baru lagi
Cintailah seseorang, yakinilah. Dan ia akan menjadi lilin abadi yang akan terus menyala dalam hidupmu.
Cinta itu abadi. Sayang waktu yang membatasinya
Jakarta