pencinta Kata (Part 23)

Teruntuk Zarry

Kau tahu begitu menerima emailmu aku seperti beradu cepat dengan kilat untuk membalas emailmu. Zarrryyy aku senang kau menyajikan senyum lagi untukku. 😀 😀

Aku tidak pernah menduga dalam hidupku kau bisa berubah menjadi batu dan dengan kokohnya tidak bergeming dari deburan ombak maafku. Ah, aku pikir kau sudah layak disandingkan dengan Malin Kundang jika kau benar benar tak tergoyah rasa sesalku. 

Tapi kini kau kembali jadi Zarry yang dulu. Ah aku ingin menjelma menjadi abjad dan ketika rentetan kata ini keluar di layarmu. Aku bisa menembus laptop dan berada disampingmu dan lalu menjitakmu. Kau sangat teramat membuatku khawatir. Ya kau bisa puas karena telah menghadirkan roller coaster di dalam benakku. Membawa pikiranku pontang panting tak karuan hingga menelurkan sedikit air mata. Ya, kau berhutang banyak tawa sebagai penebus air yang berlinang di pipiku. 

Bersamaan dengan email ini aku pun menerima nada yang serupa nyanyian surga yang datang dari telepon genggamku (yak lebay). AAHH kau mengirimiku nomor barumu. Kau tau aku pembenci angka tapi dengan segenap hati aku akan menempel angka angka ini langsung di membran otakku. Mungkin ketika amnesia bisa jadi satu satunya yang kuingat hanya nomor itu 😉

Zarry betapa aku diliputi rasa yang membawaku ke langit dan di awan sana aku bisa lompat lompat bersemangat membaca kedua pesanmu berturut-turut. Dan aku tak sabar pula memuntahkan cerita cerita yang kupendam untukmu.

Aku berhutang tentang cerita masa lalu kan Zarry? Jadi begini ceritanya, aku yang pelupa ini tiba-tiba mengingat suatu hal. Rahne kecil dulu suka mengirimi surat untuk Rahne besar!! bayangkan!! aku ingat ketika aku masih duduk di bangku SD dan sedang menggilai mesin tik. Aku mengungkapkan semua hal yang terjadi padaku dengan mengetiknya dan eolah olah bercerita untuk diriku sendiri bertahun tahun yang akan datang. Rahne kecil ini sepertinya sadar betul bahwa Rahne besar ini pelupa dan suka ngasal. 

Aku menemukan beberapa surat di kediaman eyangku. Ada beberapa surat. Ditujukan untuk Rahne di umur 14, 17, 24. Ya aku sudah menemukan untuk di usia ke 14 dan 17. Namun aku belum berhasil menemukan surat untukku di usia ke 24…Ya, usiaku sekarang Zarry.

Aku penasaran pesan apa yang dititipkan oleh Rahne kecil untukku. Tapi terlepas hal itu, aku ingin mempunyai mesin waktu dan lalu kembali ke masa lalu dan lalu mengunjungi Rahne kecil yang lucu ini. Dia kepikiran sekali membuat hal hal ini. Tentu aku akan mengajakmu turut serta agar kau tahu betapa aku memang menggemaskan sedari dulu heheh.

Zarry, nampaknya kita perlu membuat surat untuk diri kita masing-masing di usia 50. Setuju? 😉

Mengenai sosok wanita yang misterius yang membuat profilku dimana-mana. Ah sudahlah, aku malas menceritakannya. Semakin diceritakan akan membuatku emosi lagi. Lebih baik aku menyimpannya di gunung kekesalanku sendiri, nantinya akan kutumpahkan laharnya di orang-orang yang membutuhkan.

Lalu tentang kubangan cinta yang kuharap aku bisa terhisap selamanya? hmm.. entahlah. Kau tahu peribahasa semut diujung tampak namun gajah di kelopak mata tak kelihatan?NAH sepertinya gajah itu mulai kehilangan mantra tembus pandangnya. Aku samar-samar melihat gajah itu. Mungkin gajah itu adalah Pangeran Kaneboku Zarry!! namun aku tak mau terburu-buru, biarlah aku menikmatinya laksana angin sepoi yang menyemilir disetiap sela kulitku. Aku merasanya dalam diam dan diam diam kesejukannya menenangkanku secara perlahan :).

Kau tau, aku sudah bersiap jatuh. Semoga tanah yang menangkapku bersedia mengobati sakitku. 

Zarry banyak cerita, dan banyak rindu untukmu. Sudah kau siapkan tabung untuk menahan bocoran dari jiwaku ini? Arusnya sangat deras. Katakan kapan kau bisa menghadapi YM ladang perang kata kita? Aku ingin bercakap cakap sembari melihat webcam yang menggambar jelas tubuh kurusmu ituuuu.

Baiklah segini dulu, sedari tadi aku mengetik semua kata di email ini dari langit ke tujuh. Aku harus kembali menapak bumi untuk melanjutkan hari. 

Akhir kata, emosimu mengguncangkanku, dan karenanya aku tau kau lebih berharga dari detik detik yang terjaga. Terima kasih atas maafmu Zarry. Kelingking kita akan saling bertaut walau kita saling cemberut. 🙂

Sahabatmu penamu,

Rahne

prev: 

http://pencintakatazr.tumblr.com/post/2180696173/part-21

http://pencintakatazr.tumblr.com/post/2181124224/part-22