Pencinta Kata (Part 2)

Teruntuk Zarry, idola jemariku.

ZARRY!!

Aku gunakan huruf kapital agar kau tahu aku memanggilmu besar besar seraya berteriak bahwa aku pun merindumu. Kau ingat kata kata itu? ;). Maaf aku baru bisa membalas surat elektronik ini sekarang, padahal aku sudah membacanya beberapa hari lalu. Biarlah, selain aku sedang dikejar waktu yang akan membayarku, aku sengaja membuat mu menghitung detik hingga kata-kata ini keluar di layarmu. Kau masih penyabar bukan?

Apa benar kita sudah 3 bulan tidak ketemu? Ah, bisa kubayangkan kau sekarang semakin kurus, belum lagi kita jarang berperang kata. Biasanya aku suka membuatkanmu sup aksara dan mencekokimu. Walaupun mungkin tidak menggemukkanmu tapi paling tidak aku bisa membuat otakmu kenyang dengan kata-kataku bukan? Dan kini kau sakaw kehadiranku. Tolong jangan berubah menjadi pecandu halaman facebook atau twitterku yang mulai berdebu untuk hanya menghadirkan parasku dalam imaji kepalamu. Tapi ingatlah, aku wanita sibuk yang masih punya banyak waktu untuk bertemu denganmu saat di Jakarta, kau saja yang menghilang bersembunyi entah di hutan rimba mana. Dasar pelupa. 

Zarry, kemarilah. Kutantang kaki handal mu yang biasa menendang bola di medan futsal untuk menginjakkan kaki di kota ini. Disini, kau akan tahu betapa aku mencintai kota yang memberi puluhan rasa nostalgia dan luka dan mungkin akan kubagi denganmu beberapa.  Udara disini sangat dingin Zarry, dan disini setiap harinya aku mengingat bahwa aku berhutang 1 pelukan pada seseorang. Tapi biarlah, akan kutebus jutaan pelukan itu saat aku sudah berhasil menemukannya. 

Aku akan kembali ke Jakarta secepatnya Zarry, tapi sekiranya karena jarak masih suka berada di tengah kita, kini ceritakanlah kejadian yang membuatmu kembali merindukanku. 

NB: Aku rindu berbenturan dengan cinta. Sini, ceritakan lukamu


Akhir kata, jaga matamu dan juga jemarimu Zarry!!

Kata kata dan wajahmu itu bisa membuat wanita jatuh dan enggan bangun lagi. Aku khawatir kau bingung mau menolong siapa.

 ”Aku adalah kata yang tertenun, siap menyelimuti hatimu yang bingung” – Rahne, temanmu yang terselip di setiap detik waktu 

Salam

*lanjutan Pencinta Kata (Part 1) http://zarryhendrik.tumblr.com/post/1417431449/pencinta-kata-part-1