Pencinta Kata (Part 9)

Teruntuk Zarry, magnet mesin tik di kepalaku.

Entah kenapa ketika melihat emailmu, seakan ada mesin di otak yang membagikan nomor pada masing-masing huruf yang berebut disajikan di depanmu. Mereka menunggu doorprize, tersaji hangat dalam sapuan matamu pada layar adalah hadiahnya.

Ya, mereka sudah menanti keluar dari kepalaku untuk segera berjejer dibacamu, sedari saat aku di Gn. Bromo, ZARRYYY!!.  Argh ingin kujitak semua anak anak huruf di kepalaku ini saking merepotkannya. Mereka berlagak seperti aliran sungai yang mana matamulah yang menjadi samudranya, mengarus deras dan ketika menemukan sinyal seperti sekarang saat aku tiba kembali di kostku inilah baru mereka reda. Fiuh.

Zarry, kemarin aku mengunjungi Gn. Bromo, lebih tepatnya ada di kakinya. Kata orang surga berada di bawah kaki ibu, namun di kaki gunung ini aku pun melihat sepercik gambarannya. Semua sangat indah Zarry. Entah karena emailmu tempo hari yang menyebut Gn. Bromo, tetiba aku sangat menggebu untuk  mengunjungi tempat ini hanya untuk menyaksikan matahari mengintip malu malu di ufuk timur dan lalu kemudian ia menggagahi angkasa. 

Bayangkan suhu disini bisa 0 derajat Zarry!! akhirnya kulitku bisa merasakan apa yang dirasa oleh hatiku yang membeku Zzzzz (ah aku mulai mellow lagi, tolong katakan ke Nyonya Meneer, aku pesan dibuatkan jamu Tolak Mellow).

Ok, ini serius.

Zarry, di kaki Bromo yang mana kutelusuri hanya beberapa jarinya ini aku menjadi saksi dimana matahari ternyata pernah hanya sekecil pentul korek api, lalu menjadi bulatan besar. Ah, mungkin kehangatan itu datang seperti itu, dari sesuatu yang kecil dan lalu seiring waktu akan terus membesar. Namun kita harus mengimbangi kehangatan itu dengan awan tulus. Jika tidak, kita bisa kepanasan dan gosong. eh, perumpamaan aneh ya? Sudahlah aku memang lagi mabok kata. Boleh diabaikan :))

Selain itu disana ada lautan pasir, sepertinya kalau kau suatu saat memutuskan cuek padaku dan kata-kataku, aku akan pergi menghitung pasir disana saja. Hiks, sedih kan. Makanya, JANGAN. Jangan ada tamat diantara kita 😉

Oke, aku rasa ceritaku cukup. Aku kesana sendirian. Aku pikir aku bisa menemukan Pangeran Kaneboku disana, tapi kayaknya belum ada. Huh.

Eh Zarry sebenarnya yang lebih mengagetkanku selain itu…. (kau boleh bergetar dulu sekarang Zarry, ambil lap, seka dulu keringat di dahimu) 

Sesaat setelah aku mendapat sinyal, aku mencoba menghubungimu. Aku meneleponmu. Tapi.. suara wanita yang mengangkatnya. Aku pikir dia pacarmu, kau jadian dan dengan lancang tak memberitahuku. Kalu begitu caramu, biarkan cambuk air mataku menguliti sendiri kepercayaanku yang menganggap kau sahabatku. 😥

Tapi.. dia tidak berkata apa apa. Sesaat setelah aku berkata “Hallo Zarry”, lalu dia hanya menjawab “Rahne….aku… kamu”. Klik. Dan lalu ia mematikannya.

ADUH!

Bulu bulu di bagian tengkukku sudah bergoyang goyang. Aku mengaitkannya dengan cerita wanita yang berada di kost mu, dan catatan yang ada di jendelamu. 

Zarry tapi katakan dulu sebelumnya, HP mu tidak hilang dicuri kan? Tapi, aku berharap iya, karena jika tidak. Benar wanita itu mengerikan!! dia memegang HP mu. Zarry, PINDAH SEGERA DARI KOST ITU.

Ok, segera kabari aku Zarry, sebenarnya aku sudah penasaran dengan hal yang mau kau ceritakan padaku dan kau sampaikan kepada Trisca di YM beberapa hari yang lalu. 

“aku adalah kata yang menjejaki gunung keteguhanmu”

“aku adalah kata yang menyelami samudera maknamu

“aku adalah kata yang menyirami kerontang hatimu”

Aku adalah kata dengan akhir tanda tanya, menunggu jawaban emailmu.

Jaga diri Zarry, aku mengkhawatirkanmu seperti ayam yang resah matahari tak menampakkan diri pukul 7 pagi. Eh, mungkin itu mendung ya? Ah sudahlah.

NB: Mol? Mol yang mana? yang tempo hari membantumu kala akun akun dunia mayamu dibajak? ah. Tumben sekali dia begitu, biarlah aku sengaja menyebar mariyuana di twitter, agar semua mencandu dan menagih padaku. Aih. #sombongbanget.com

Salam hati hati. Bawalah hati ini juga kalo perlu agar bisa menjaga hatimu. 😉

Rahne, temanmu yang menanti anak Matahari. 

> http://zarryhendrik.tumblr.com/post/1488357408/pencinta-kata-part-8