Drama Semalam

Kepada Zarry, penuntun kata kata yang menetas di jari.


“Hai”

Ingat saat pertama aku mengucap kata ini dari suaraku dan didesingkan langsung ke telingamu? Ah, semoga ingat, kamu kan pelupa yang sulit dilupakan. Sebelumnya aku ingin merunut, awal mula kita berjumpa dan dipertemukan dalam bait-bait kata. Tahun 2010, kalau ingatanku sedang benar dan tidak diracaukan oleh kamu (hehe here we go again), tidak, maksudku, aku pun pelupa, aku bukan orang yang suka mengingat hari, aku pengingat moment dan kusimpan dalam laci di kepala.

Saat itu, dalam huruf yang terangkai kurang dari 140, kamu menyublimnya menjadi tali dan lalu mengikat mata untuk tak lepas dari lini masamu, setiap hari. Kita belum berjumpa tapi aku sudah suka. Iya aku suka, terus terang aku banyak mengagumi banyak orang dan kamu kamu salah satunya, kamu melahirkan kata-kata indah setiap hari, bagaimana aku tidak jatuh hati dan berani memungkiri? Kamu pemancing inspirasi yang ulung dan aku yakin bukan hanya aku yang merasa seperti itu.

Di awal awal kita saling berbalas kata, ada kebanggaan tersendiri untuk menjadi aku yang selalu dibalas olehmu. Terus terang aku bukan seorang peracik kata pada mulanya, aku hanya penikmat rajutan kata indah, aku suka ketika mereka membelai mataku dan menyesap di hatiku. Ada perasaan tenang tersendiri, dan kamu, menuntunku untuk terus bisa mengikuti kecipakmu dalam permainan kata yang luar biasa candu. Kamu dengan cara yang paling jitu, melatihku. Aku ingin kau tahu itu.

Lalu kita bertemu, di sebuah rumah dengan puluhan cangkir teh. Disitulah kita saling menyapa untuk pertama kalinya lewat suara dan tatap mata. Ah, jantungku rasanya mau copot, pipiku terasa panas, wajahku menyemburat merah karena debar jantung merebus rasa grogi menjadi rasa malu dan tersapu di pipi. Bagaimana tidak? Aku bertemu dengan pujaan jari jari, aku bertemu Zarry! Dan benar, kamu di dunia kata atau dunia nyata itu sama, perayu ulung. Kamu satu dari banyak pria yang tak butuh banyak usaha untuk membuat luluh wanita, kamu tau persis kelebihanmu itu. Dasar pengagum yang membuat terkagum-kagum.

Selanjutnya lingkaran pertemanan kita rupanya saling membuat garis, kita semakin sering berjumpa, kita berteman setelahnya. Kemudian, lahir ribuan kata dari kita berdua, entah puisi, cerita pendek, atau guyonan semata. Dari sana, menetas pula entah berapa pasang mata yang mengikuti permainan kata kita dalam pencinta kata, dari sana pula, banyak harap dan doa yang berharap kita ada apa apa.

Saat itu kamu juga sedang bersama seseorang bukan? dan berkali kali kita meyakinkan pada merekaa bahwa Zarry & Rahne, hanya dua orang yang suka memancing kata di kolam inspirasi, bersama, selebihnya, tidak ada. Tapi banyak kepala yang sekeras batu, mereka tidak percaya dan malah semakin banyak harap yang terucap. Sudahlah, doa yang baik baik akan menemukan wadahnya dan akan tersublim menjadi nyata kalau memang begitu adanya. Kita dihujani doa dari orang-orang yang belum kita kenal, apa yang lebih menyenangkan daripada itu?

Bola waktu semakin bergulir, usia pertemanan dan karya kita semakin bertambah. Semakin banyak yang selalu menanti kalimat kalimat kita berdansa. Namun, kadang kita saling lupa, kadang kita saling bertemu, kita tenggelam dalam rutinitas masing-masing  dan itu bukan masalah bagi kita.

Ada saat saat dimana kamu sedang jatuh dan aku tidak bisa berbuat apa apa, aku merasanya lewat ruh yang kutiupkan pada tulisanmu. Haha mungkin ini hanya keingintahuanku atau ke’sok tahuan’ku. Seperti bianglala, aku memperhatikan kehidupanmu yang berputar Zarry.

Semalam, adalah satu dari sekian banyak hari yang terus terang sangat menarik dan menghiburku di dunia maya. Kamu, pujaan banyak wanita, dengan bangga telah menjatuhkan lagi hati ke seseorang. Bahagia itu kamu, turut berbahagia itu aku. Tapi dari delapan penjuru, banyak orang yang cemburu dan banyak yang mengira aku pun begitu. Ratusan kata kata hiburan menghiasi layar telepon di genggamanku & ratusan puk puk menyeka punggungku atas bahagia sedang menimpamu. Mereka hadir, menyeka air mata yang tidak ada. (Sebenarnya ada air mata, tapi bukan kamu, dan lagipula sudah kulewati dengan tegas hari-hari itu HAHAHA)

Maaf atas keisenganku dengan kata-kata patah hati semalam yang serasa bumbu merica & garam di awal hubunganmu. Bahkan mungkin menjadi penyulut para pemuja pencinta kata yang berekspresi dengan bermacam-macam cara di luar dugaan terhadap kamu. Tapi bagiku ini menggelikan sekaligus mengharukan. Aku tak pernah menyangka imajinasi pembaca, mengikat kita berdua sedemikian eratnya.

Dengan surat ini, aku mengucap selamat untuk kamu dan pemilikmu, Zarry & Zarry’s.

Tenang saja, pencinta kata akan tetap ada. Bukan begitu, Zarry? 

 

 

Salam dari hati & juga aku.

NB: Kalau kamu bahagia, ajak ajak aku ya, bantu aku cari Pangeran Kanebo 😉