Cap Pertama Passpor

Wohooooo.

Akhirnya punya passpor juga, alhamdulillah yah, sesuatu. Sebagai orang yang punya cita-cita keliling dunia, ini adalah langkah pertama. Betul?

Singapore, menjadi negara pertama yang menghias passpor saya. Tadinya sih saya, Artasya, dan Poeti mau nonton Foo Fighter. Karena batal, teteplah kita kesana, mau nonton Wicked juga gitu. Since this is my first time, i was sooooo exciteeeeeed!

CAUTION: Postingan ini akan mengandung banyak foto foto narsis, harap maklum lah ya…baru pertama + narsis ini sudah mendarah daging


Begitu sampai di Changi, langsung naik MRT (Mass Rapid Transportation) menuju apartement … GILA YAK, RAPI BANGET, TERATUR! Orang – orang yang lagi nunggu ini tertib banget, mereka tanpa disuruh itu nunggunya di belakang garis, biar ga mengganggu orang yang keluar, ada televisi yang jadi penanda next MRT akan datang berapa lama lagi. Canggih parah. (oke foto dulu dong sambil nunggu MRT)

(Suasana di dalam MRT. Bersih banget kan yaaaa…)

Sebenernya ya.. well, okelah Indonesia ketinggalan jauh. Tapi habit untuk tertib kayak gini harusnya bisa, dimulai dari diri sendiri lah, dimulai dari kalo naik Bus Transjakarta. Trus harusnya, Bus Transjakarta pake sistem kaya kartu MRT aja, udah ada sih, tapi ini dijadiin semua orang harus pake aja, tinggal top up isinya, jadi ga nyampah pake kertas gitu buat tiketnya.

Kebetulan apartemen temen ada di Pasir Ris, tempat ini adalah sektor persepedahan deh, semua orang nampak bersepeda, seneng liatnya. Kita naik taksi yang sangat kental nuansa orientalnya.

Yang parkir sepeda banyak banget, ampe bertingkat, lalu mereka meneruskan perjalanan pake MRT. Keeewwwl!

Malamnya, kita menuju Marina Bay Theatre. Menonton WICKED! Well tempat ini keren banget, nampak eksklusive haha. Sempet pergi ke Casino-nya, melihat orang-orang pada judi. Akhirnya liat mesin Roulette yang kaya ada di game game itu, sayang karena ga boleh foto jadi ga bisa di-upload.

Keesokannya, kita memutuskan untuk ke Singapore Art Museum. Jalan kaki di Singapore itu enak banget, sumpah. Trotoarnya gede, bersih, gak ada pedagang kaki lima. Sampai di SAM, ternyata di hari itu (Jum’at) kita free entrance. Lumayaaaan ngirit 15$. HAHA kebetulan banget. Kalo mau gratis, ke sana di hari Jum’at aja. Beberapa foto ada di postingan sebelum ini ya.

(Venus in Polkadots)

(this one is so cool! Ruangan gelap ini isinya semacam sinar infra red yang memantul-mantul. Semacam cahaya dari neraka, tapi damai banget gitu di dalemnya)

Setelahnya, kita menuju the famous Orchard Road. Berikut tangkapan saya di sepanjang jalan.

Ini orang orang dari Safari Night Zoo lagi promo, lucu sekali mereka, benar benar menarik perhatian dengan “Baby Girrafe” nya, sayang ga sempet kesana.

Street Art – Orang ini menutupi badannya hanya dengan lampu-lampu dan apa yang dilihat di foto ini lah dan dia diaaaaaam terus.

Malamnya ke Clarke Quay. Dipikir pikir, ini daerah Jakarta Kota Lama bis jadi tempat kaya ginian, sungainya dibersihin, ada cafe-cafe modern jadi ga terkesan kumuh

Keesokan harinya. Kami mengunjungi Bugis Street. Semacam ITC gitu, cuma di sini barangnya muraaaaah. Kalap beli boots, cape, dll -_____-

Menjelang sore, menyempatkan diri ke Singapore National Museum. Kebetulan hari itu (Senin) di atas jam 18.00, free! Yay lagi! Akhirnya nunggu beberapa menit biar gratis lalu masuklah kita. Masuk ke sini saya sedih, kok banyak yang menurut saya “Loh, ini kan punya Indonesia? Kok masuk NATIONAL MUSEUM?”, mereka ga punya kebudayaan yang kuat kaya Indonesia ah, kita harus bersyukur dan bangga, Negara kita ini kaya banget budayanya, Singapore kalah jauh untuk hal ini. Berikut foto foto di Singapore National Museum.

Sate kan Indonesia (CMIIW).. Suzanna, aku tau kamu pasti gak terima (halah)

Isinya ga istimewa2 amat. Untung masuk ga bayar hehehe… (teteup). Berhubung ini adalah malam saya terakhir di Singapore, segeralah saya menuju tempat saya akan di stempel Singapore … yak …. foto di Patung Merlion! HAHAHA

Kita milih tempat makan malam di tempat yang tepat bersebrangan dengan Marina Bay (tempat saya nonton Wicked) dan sepertinya malam itu memang penuh keberuntungan, dari tempat saya duduk, eeeehh Marina Bay lagi ngadain pertunjukan musikal laser. Kayaknya yang bisa menikmatinya ya dari tempat saya ini daripada di Maarina Bay-nya. Woaaaah keren gila. Sinar laser ke langit langit, kanan, kiri, menyoroti kita dengan irama lagu yang terdengar dari kejauhan. Oh saatitu jam 8 waktu setempat. Kalau mau liat, jam segitu aja datengnya ya …

Negara yang menyenangkan, rapi, teratur, belum puas sih. Nanti mau ke sana lagi. Tapi biar gimana gimana, enakan Indonesia. Semoga Indonesia bisa teratur seperti Singapore.  Sampai jumpa di cerita cap cap passpor selanjutnya 😀