Life is like making tea. Boil your ego. Evaporate your worries. Dilute your sorrows, filter your mistakes & get taste of happiness
Sejak berpacaran, Yogas influences a lot of things in my life, salah satunya adalah kecintaan pada teh. Sebelumnya, aku minum teh ya minum aja gitu, diseduh pake air hangat, kasih gula, voila! Just a casual sipper. Suatu hari kita ngeteh bareng dan dia gak kasih gula sama sekali pada tehnya, lalu aku bertanya-tanya, apa enaknya minum teh tanpa gula? And then he asked me to sipped his tea, slowly, with a slurp, and yes! It taste different. Lalu sejak itu, dia memberi point of view lain mengenai teh, dan membuat aku lebih experiencing the tea.
The Character Of Tea
“If you are cold, tea will warm you; if you are too heated, it will cool you; if you are depressed, it will cheer you; if you are excited, it will calm you” – William Gladstone.
Itu adalah quotes yang kurang lebih mewakili perasaan Miku tentang teh. Menurutnya Earl Grey mempunyai rasa yang punchy, Jasmine ada scent wangi dan Chamomile mempunyai rasa yang menenangkan. Dari situ aku coba memahami sudut pandang dia terhadap teh yang lagi diminum, pelan-pelan menyisipkan cairan teh pada lidah dan …. Iya ya? Ada alasannya kenapa jenis teh ada beda beda, karena ternyata sensasinya beragam! Paling aku suka adalah jenis “Jasmine Tea”, teh jenis ini bisa aku nikmati tanpa gula. Semenjak itu mulai nyobain beragam jenis teh.
How To Brew The Perfect Cup Of Tea
Kaya kopi, teh juga punya seninya sendiri. Setiap jenisnya punya cara penyajian masing-masing yang bergantung temperatur dan lama menyeduhnya, untuk rasa yang maksimal 😀

Eh ada aplikasi di iPhone juga loh, bisa cek aplikasi ini “Tea for iPhone” http://www.iphoneness.com/teaforiphone. Cara brewing/penyeduhan di atas adalah termasuk cara tradisional, but now …..
Tea Time is changed forever, kenapa? ….
Karena Real High Tea Global Challenge 2015 sudah menemukan pemenangnya! 😀 😀
Real High Tea Global Challenge adalah sebuah kompetisi teh yang berlangsung selama 8 tahun, diikuti oleh 710 kontestan dari 14 negara. Acara teh tingkat tinggi. Event ini diselenggarakan oleh Dilmah Tea, my favorite tea brand from Sri Lanka. You can easily find this tea in Indonesia.
Dilmah Real High Tea Challenge ini lahir di tahun 2007, saat putra dari pendiri Dilmah Merril J Fernando, bernama Dilhan C. Fernando merasa teh bisa dikembangkan tidak hanya sebagai minuman, tetapi dapat diaplikasi ke makanan dan atau pairing dengan makanan. Beliau adalah petani teh pertama yang menawarkan teh yang ditanam, dipilih sendiri dan dikemas pada sumber langsung ke peminum teh ia menantang sistem perdagangan kolonial yang tidak adil.
Oiya nama Dilmah ini diambil dari nama anaknya yang bernama Dilhan & Malik. So sweet ya si Bapak :’). This is another thing that I learnt from Yogas, selalu cari tau filosofi sebuah brand, karena experience menggunakan atau mengkonsumsinya akan berbeda apabila kita lebih tau visi dan misi brand itu. Dan Dilmah, is not just another brand of tea. It has uniqeness. Seperti dikutip dalam websitenya, Dilmah a brand that is founded on a passionate commitment to quality and authenticity in tea, it is also a part of a philosophy that goes beyond commerce in seeing business as a matter of human service.

“Tea has been a great beverage that captured the world years ago. But in the last two decades it became a cheap commodity, a mixture of tea from everywhere. In that background Dilmah was born and started a small revolution in the tea industry and in the tea trade. As time passed by, that revolution gathered steam and people were taking notice of Ceylon tea again.” ujar Dilmah Founder Merrill J. Fernando on the revolution that Dilmah has created not only in the industry, but now, also in the culinary world.
Luar biasa ya, 8 tahun loh berlangsungnya kompetisi ini. A Tea Revolution. Acara ini benar-benar merayakan transformasi tradisi menikmati teh. Acara puncak akhirnya berlangsung pada tanggal 1 – 4 Juli 2015 lalu di Colombo, Sri Lanka. Pemenang Pertama dari Dilmah Real High Tea Global Challenge 2015 ini adalah Loudeac & Camille Furminieux dari Museum Art Hotel New Zealand.

Kalo diliat liat, racikan menu (untuk menikmati) teh dari mereka ini memang amazing sih. Berikut cuplikan resep yang bisa kalian coba juga :D.
Resep (klik pada judul)
Silver Jubilee Ceylon Ginger, Honey and Mint Tea Consomme With Confit Duck Leg Tortellini
Clevedon Buffalo Feta Espuma With Macadamia Nougatine And Fresh Cucumber
Jadi pengen nyobain ga siiih? Dilmah Real High Tea Challenge ini memang menawarkan the untuk generasi abad 21, memanfaatkan kuliner kontemporer dan mixology technique.

“The Dilmah Real High Tea Challenge is a tea-inspired revolution. The inspiration in tea comes primarily from nature, and it is the terroir in tea that is the fingerprint in nature and therefore, its expression needs to be handled perfectly in terms of its preparation. Tea is today the most important beverage in the world. Because it offers protection for the human body against every chronic lifestyle disease, the importance of tea goes beyond its taste. For the wellness it offers tea is an important element in our 21st century lifestyles. Beyond the natural goodness lies the indulgence,” explained Dilhan C. Fernando – son of Dilmah Founder Merrill J. Fernando and Tea Judge at the Challenge.
Oiya, Indonesia juga mendapatkan Silver Medal loh di acara bergengsi ini. Shout to Hotel Shangri – La Surabaya Team! Lebih lengkapnya bisa lihat di http://realhightea.dilmahtea.com/2015/07/07/21-teams-14-countries-one-trophy/
Gara gara liat kumpulan resep (http://realhightea.dilmahtea.com/category/recipes/) , jadi pengen nyobain sendiri.
Jasmine Batrisiya – Summer Mocktail
10 ml madu
1 batang lemongrass, potong-potong
200 g jeruk bali (aku ganti jeruk biasa)
60 ml Dilmah T-Series Green Tea
Just shake it off! Shake it off! singinTay Tay song 😀
Reblogged this on Pernak Pernik Mhimi.
LikeLike