Tanggal 11 November 2016 lalu saat usia Trah 8 bulan lebih 4 hari, akhirnya kami sekeluarga mengadakan acara Turun Tanah atau Tedhak Siten. Tebak persiapan Turun Tanah ini berapa lama?
.
.
.
.
3 hari saja hahahaha. Jungkir balik booook.
Asli rencana ini beneran dadakan banget, jadi pas ortu lagi ke Jakarta ehhh adikku yang di Batam juga mampir ke sini. Berhubung kita ini keluarganya LDF (Long Distance Familyship), kepencar-pencar, pas ngumpul gini, yaudah, sekalian aja dibikin acaranya.
Tedhak Siten / Turun Tanah ini adalah tradisi sebagai bentuk penghormatan untuk bumi dengan mendekatkan bayi pada unsur-unsur tanah, dimana bayi ini sudah siap belajar menapak / menginjak tanah. Usia anak segitu juga lagi di fase merangkak atau belajar berjalan kan ya, jadi aku merasa rangkaian acaranya sangat filosofis dan bagus sekali maknanya.
Pas googling atau liat video youtube, wah rangkaian acaranya sebenernya banyak banget. Tapi berhubung persiapan singkat & kita mau yang sederhana, kita ambil yang paling essential menurut kita. Lagipula kalo gede-gedean, kontrakan kita ga cukuuup :))
Acara ini dihadiri sama keluarga inti & juga mengundang Ustadz untuk memimpin doa. Ini prosesinya:
Pertama, memandikan bayi (ini sih kita anggap mandi pagi sudah termasuk prosesi ini hehe)
Kedua, kata sambutan dari Eyang Romonya & dipimpin doa oleh Ustadz. Di sini kita menyampaikan juga harapan & doa doa yang baik untuk Trah kelak.
Ketiga, menginjak 7 Jadah warna warni. Jadah ini adalah makanan yang terbuat dari beras ketan, dibuat warna warni dan penyusunannya dimulai dari jadah berwarna hitam menuju jadah berwarna putih. Maknanya, jadah ini kan lengket dan berbentuk bulat, ini sebagai simbol landasan yang kuat untuk setiap langkah hidup. Sementara warna warni itu sebagai simbol jalan kehidupan yang akan dia tempuh. Kenapa yang ujung warnanya putih? sebagai simbol bahwa permasalahan yang berat atau kegelapan dalam hidupnya selalu akan dilewati dan nantinya ada titik terang atau jalan keluar. Ada amiiiin? AMIN!
Keempat, udhek udhek duit yang dicampur tanah. Jadi di sini diharapkan dimanapun dia melangkah dia bisa mendapatkan rejeki. Di sini juga bayi bisa mengambil uang dan menyebarkannya ke orang-orang, harapannya supaya dia kelak juga menjadi orang yang dermawan dan juga bisa menyalurkan rejeki ke orang lain. Ada amiiin? AMIN!. Kemudian kakinya dibersihkan dengan air kembang.
Kelima, menaiki tangga. Tangga ini dibuat dari tebu. Ada 7 anak tangga. Tebu sendiri dalam istilah Jawa Tebu, Antebing Kalbu (memantapkan hati). Supaya kelak dalam hidupnya ia selalu mantab dalam memilih jalan atau keputusan, anak tangga juga supaya dia dalam hidup selalu ditinggikan derajat atau kedudukannya. Ada amiiin? AMIN!
Keenam, dimasukkan ke dalam kurungan yang sudah berisi barang-barang yang menyiratkan berbagai profesi dan juga hobi, terdiri dari: sempoa (biar pandai berhitung atau jadi businessman hahaha), stetoskop (jadi dokter), gitar (gemar bermusik), buku (suka membaca), pena (gemar menulis/ jurnalis), alat memasak (koki, mungkin) & al quran. Kemudian Trah memilih …
GITAR UKULELE & FRYING PAN.
Anak papa mama banget kamu sayaaaang :)))))))
Semoga nanti memang Trah bisa gemar masak & bermusik. Tapi, apapun nanti pilihan jalan hidupmu & kegemaranmu, insya allah mama papa selalu mendukung dan juga memfasilitasi. Ada amiiiin? AMIN!
Minta amin muluuu buuuuuu? Ya abiis gimana ya, ini demi Traaah, pengen yang terbaik buat dia :’)
Oiya untuk pelengkap dalam acara, tentunya kita juga pesen tumpeng & bubur sum sum. Btw, bubur sum-sum RM Putri reccomended banget! Enak paraaaaahhh
Alhamdulillah, walau persiapan hanya 3 hari, rupanya acara bisa berjalan lancar dan khidmat. Berikut ada beberapa tips & trik untuk persiapan turun tanah yang super sederhana ini
- Jadah, bikin versi ketan putih aja, nanti dilapis dengan kertas warna warni. Ini diajarin temen aku yang pake cara yang sama untuk mengakali bikin jadah warna-warni.
- Karena bayi umur-umur segini sangat mudah cranky, usahakan bayi tidur sebelumnya. Trah, aku tidurin sebelum acara, lumayan lah dia sempet tidur 30 menit gitu, jadi pas prosesi dia malah ketawa ketawa aja dan hepi.
- Pake piring & gelas plastik aja biar ga repot nyuci heheheheh
Berikut adalah foto foto bonus, ini Trah & aku perdana ketemu Kenzhi. Anaknya adikku. Usia mereka berdua cuma beda 3 minggu 😀

Oh iya, kata Ibu & Romo, aku dulu waktu Tedhak Siten ngambil barangnya: Bolpen & Centong. Hmm apakah relate dengan aku yang suka menulisa dan juga suka masak a.k.a makan? :)))
Kalo kalian ada cerita tentang Turun Tanah? Ambil barang apa? 😀
Trah gembil banget. Selamat injek tanah ya. Semoga apapun jalan yang dipilih terbaik dan membuat bahagia..
LikeLike
Makasih tanteee
LikeLike
Orang Sumatera kayanya beda prosesi lagi ya (kalau ada).
Aku sih ga ada begituan, paling prosesi pas nujuh bulan aja.
Seneng liat foto Trah, sehat dan bahagia terus ya, Nak. ^^
LikeLike
Amiin Kak Re, makasiih doanya.
Iya kayanya lain ladang lain belalang. hihihi
LikeLike
Trah happy banget tedhak sitennya😘
Semoga langkahnya Trah selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
LikeLike
Amiiin, makasih banyak ya 😀
LikeLike
Amiin amiiin, makasiih 😘
LikeLike
Nee… bagus banget ya filosofinya tedhak siten inii :O Semoga Trah selalu dilindungi dan diberikan kesempatan2 terbaik oleh Allah SWT di masa depan 🙂
LikeLike
Iya Puty, tadinya aku juga cuma “ooh turun tanah, harus ya?” eh pas baca baca filosofinya, langsung semangat ngadain. Amiiin amiiin, makasih doanya yaaa. 😀
LikeLike