Ketika hidup berbuah manis, maukah kamu menghindari yang manis manis?

Jujur, aku sempat hidup dalam kondisi ekonomi dimana prinsip di rumah itu ‘alhamdulillah, ada yang dimakan’, iya, memilih makanan adalah sebuah kemewahan buat kami. Makanan & minuman yang tersaji sangat sederhana dan tidak 4 sehat 5 sempurna. Tapi ya gakpapa, dulu juga kayanya aku ga terlalu gimana dan merasa itu sebuah hal yang bikin aku sedih banget, mungkin masih anak-anak ya….

Kuliah pun begitu, hidup ngekos dan dengan biaya bulanan yang ngepassss banget. Info tentang konsumsi makanan sehat kayanya masih jauuuuuuh banget dari aku saat itu. Boro boro mikirin hahaha.

Beranjak sudah mulai bekerja dan sudah bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan (alhamdulillah) juga orang tua, badan, pikiran dan hasrat perutku seperti tak terkendali. Tiap ada rejeki, selalu ingin makan & minum yang enak-enak. Semua dibabat. Belum mikirin banget berapa kadar ini dan itu di dalamnya. Yang penting, yang bikin penasaran & yang selama ini ga bisa atau mikir buat dibeli… harus coba hahaha. Bener-bener di atas angin ya.

Selama rentang, ya katakanlah dari hidup jaman kuliahan – udah jaman kerja dan punya duit sendiri ini aku naik berat badannya ampe 10 kg loh hahaha. Gils ya… tak terkendali makan ini itu, pun juga aktifitas yang ga sebanyak biasanya. Kalo jaman kuliah masih jalan ngelilingin & naik turun tangga kampus, jalan kaki ke kostan, nah kalo kerja ini cuma duduk di belakang laptop aja berjam-jam.

Karena sempet mengalami hidup yang ‘pahit’, begitu bisa & mampu, semua mua yang manis dicobain. Termasuk makanan yang manis-manis.

IMG_1691.jpg
Mencicipi yang manis-manis saat berkunjung ke Paris (plus liat karya van Gogh)

Nah, hidup aku juga semakin manis, ketika Trah lahir…..

Kalo punya anak, pastinya ada keinginan untuk ia mendapatkan hal-hal yang jauh lebih baik dari kita nanti ketika dewasa, termasuk lebih sehat dan juga pola makan yang lebih terjaga. Makanya saat sudah masuk masa dimana dia MPASI, aku mencoba mengikuti dulu pola no gulgar (no gula garam), tapi ya ga ketat ketat banget juga, usia 9 bulan dia sudah lebih mengeksplorasi rasa, semua makanan aku perbolehkan dia cicipin asaaaaaaaaalll makanannya bukan yang fast food, es dengan pemanis buatan.

IMG_1690
Kue ulang tahun pertama Trah. Aku buat sendiri. No sugar & glutten free 🙂

Ketika aku dan suami udah berkomitmen untuk memberikan yang terbaik buat Trah & membatasi konsumsi gulanya, rasanya ga adil kalo kitanya sendiri, sebagai orang tua juga tidak sama sama membatasi asupan gula kita. Apalagi ketika kita tahu jika mengonsumi gula secara berlebihan bisa menjadi faktor utama dalam penyebab kegemukan dan berbagai penyakit. Kita ga mau banget kaya gitu… kita ingin sehat dan melihat anak anak kita hingga dewasa, (amin).

Semakin tinggi konsumsi gula maka otak juga mengeluarkan zat dopamin yang lama kelamaan membuat ingin terus menerus ~ @tanyadok

thumb_DSC03096_1024
Mencicipi yang manis-manis di Aston Semarang

Gula dibutuhkan sebagai sumber energi, namun jika asupan gula lebih banyak dari energi yang dipakai cadangan lemak akan meningkat. Sebenernya kebutuhan konsumsi gula harian setiap orang berbeda, tergantung jenis kelamin dan berat aktifitasnya. Namun, ada anjuran yang bisa dijadikan patokan kita

Menurut WHO : Batasi konsumsi gula harian sebanyak 25 gr atau setara dengan 2 sendok makan untuk manfaat kesehatan tambahan

Menurut Mentri Kesehatan Indonesia : batasnya 50 gr atau setara dengan 4 sendok makan.

Nah tuh, kayanya kalo dari pola makan kita sebelum-sebelumnya, udah losss banget! Aku akhir akhir ini mantengin tagar #TentangGula & #TanyaGula, dan akun @TanyaDok sangat membantu banget untuk nambah pengetahuan aku karena rasanya hambatan paling besar tuh karena selama ini pengetahuan atau informasi tentang kandungan gula pada makanan & minuman yang dikonsumsi itu terbatas. Mungkin, saat ini yang bisa dilihat adalah dari kadar yang tertera di kemasan produk, tapi kalo yang ga ada kemasan, seperti minuman yang di café, warung, atau bahkan yang kita bikin sendiri di rumah, kita ga bener-bener tau kandungan gulanya berapa.

Ini beberapa info yang diintip dari akun @Tanyadok.

Es jeruk…. Sebenernya minum ini sekali, udah habis tuh jatah harian dari WHO

Martabak 2 potong juga segini =)))) ya ampun ini favorit banget apalagi kalo pas puasa

Kalo di kantor, karena sering promo, suka beli Frapucino …. Nah, ini udah nombok batas harian dari Menkes :_))) 60 gram gula booookkkk…

Nah tercengang kaaaann?? Samak…

Ketika udah sadar & tau informasi kaya gini, aku ingin lebih bijak dalam mengonsumsi gula. Aku ingin kualitas hidup aku, suami dan anak lebih baik. Jadi, aktifitas fisik juga menjadi pilihan yang harus diutamakan & juga gaya hidup.

Berkomitmen untuk mengatur makanan & juga olahraga.

Sekarang dalam belanja bulanan aku udah jauh, jauuuuuuh & jaaaaaaauuuuh mengurangi beli ini:

  • Minuman ringan/ kalengan (biasa buat stok), ganti ke buah-buahan.
  • Makanan olahan, karena biasanya makanan yang sudah melewati banyak proses justru memiliki kandungan gula yang tinggi.

Memang, mengurangi gula itu kaya beraaaat banget, tapi penting buat kita untuk bereksperimen dan mencoba. Dan kayanya aku perlu print besar-besar nih di rumah dibikin typografi, “#TentangGula, lebih sedikit mengonsumi, lebih baik!”

Yuk, kita lebih kritis dan cermat untuk mengatur makanan & minuman yang masuk ke dalam tubuh. Demi kesehatan dan masa depan kita. Gimana? Mau mencoba? 🙂

cropped-cropped-carouselofmemories1.png