Hal- Hal Yang Dipelajari Dalam Pernikahan Setelah Punya Anak

Ada yang bilang kalo 5 tahun pertama perkawinan itu adalah masa-masa yang terberat dalam sebuah perkawinan. Sebagai pasangan yang tahun ini baru akan memasuki usia 3 tahun pernikahan suka bertanya-tanya sendiri : ah masa sih? kalo ga lolos 5 tahun pertama trus maksudnya berpisah gitu ya? Aduh amit amit *ketok ketok meja

 

Tahun-tahun pertama pernikahan adalah masa-masa adaptasi atau penyesuaian, tidak hanya antara aku dan suami, tapi juga keluargaku dan keluarganya. Kami termasuk pasangan yang beruntung yang langsung tinggal sendiri tidak bareng dengan orang tua atau mertua (meskipun tinggalnya di kost-kostan hehe). Menurutku ini sangat amat meminimalisir cek cok.. karena ada beberapa teman yang masih tinggal dengan orang tuanya, dan beberapa merasa kurang cocok justru dengan mertua dan ini bisa menyebabkan ‘drama’ rumah tangga.

Aku sendiri merasa, pernikahanku mulai merasakan ‘sedikit bumbu-bumbu asam garam’ setelah mempunyai anak. Having a baby is the greatest adjustment that we’ve been through and maintaining marriage post-baby really takes a lot of time and energy. Setelah bayi lahir, banyak pembelajaran baru untuk pernikahan kita.

BERBAGI PERAN

Pernah suatu waktu kepala aku rasanya mau pecah, mikirin janji-janji mba ART, baby sitter yang pulang ga balik, ac rusak, urusan rumah & komplek di tengah deadline kantor yang mepet dan tetep harus mikirin kebutuhan Trah….. DHUAR banget.

Akhirnya aku dan suami bagi tugas, masalah ART, rumah, kebutuhan komplek dia yang handle. Nah strategi kompromi-kompromi pembagian tugas ini menurutku efektif banget dan menyenangkan! Ketika selesai, kita bisa sama-sama sadar bahwa kita sama sama berusaha. Ga ada tuh pikiran “aku doang yang ngerjain atau mikirin ini”, karena kita selalu berusaha make list dan menyelesaikannya berdua.

“The goal in a marriage is not to think alike but to think together” ~ quotes

KEUANGAN

Asliii setelah ada Trah dan kenalan dengan cicilan rumah hahaha, hidup berubah bangetttt. Keuangan jadi hal penting dan kita selalu berusaha merencanakannya sebaik mungkin. Yah kalo dulu bisa spontan beli ini itu, sekarang mah harus masuk beberapa filter dulu hehe.

Tapi, selain keuangan untuk anak, aku juga bikin post keuangan untuk happy happy berdua suami. Karena apa? Karena aku percaya, kita memang jadi orang tua, tapi aku & Yogas juga tetap sebagai sepasang kekasih, dua individu yang saling mencintai. Kita juga harus tetap ‘hidup’ sebagai pasangan. Dan menjadi pasangan yang berbahagia pastinya akan tercipta keluarga yang bahagia, ada amiiiin?? AMIIIINN..

PELAJARI BAHASA CINTA MASING-MASING

Nah soal manja-manjaan sama suami. Tentunya kita pengen disayang dan dimanjain terus yaaa, begitupun sebaliknya. Penting buat setiap pasangan memahami bahasa cinta masing-masing. Karena setiap orang berbeda.

Secara garis besar, Dr. Gary Chapman, seorang marriage counselor membagi bahasa cinta ke dalam 5 bahasa: 1) Words Of Affirmation (pujian); 2) Quality Time (waktu); 3) Physical Touch (sentuhan); 4) Gifts (hadiah); 5) Acts Or Service (tindakan/ bantuan).

Kalo pasangan kita bahasa cintanya adalah waktu, maka kita harus make time buat mereka. Percuma kalo kita kasih gift terus sementara mereka maunya waktu hehe…

Aku dan Miku, punya bahasa cinta yang sama: Quality time & Physical Touch. Inilah yang membawa ke poin-poin berikut. 

QUALITY COUPLE-TIME

Dari hamil, aku & Miku pernah berjanji bahwa kita bakal harus nyediain waktu buat movie date setiap seminggu sekali. Kenyataannya: hahahah susaaaaah. Most likely karena ga tega ninggalin anak. Nah begitu anak udah gedean, tetep aja susah karena energi kaya udah habis buat di jalan (commuting), pekerjaan, dan lain-lain.

Setiap rencana, penuh perencanaan dan kita kehilangan spontanitas, hiks, sedih … dan kita discuss kalo kita ga bisa nih gini. That’s why kita memang harus make time berdua. Kadang kita suka bikin Morning Silent di rumah.

Apa tuh ‘Morning Silent? Sebenernya sih lebih ke berduaan ama Miku tanpa gangguan anak. Emang bisaa? Bisaaa hehehe.. Trah sementara dititipin ke eyangnya atau baby sitter. Pagi – siang cukup, sore bisa ketemu lagi.

Kegiatannya ngapain? Sarapan berdua, kadang nyanyi-nyanyi berdua di kamar, baca buku. Sejenak kaya kembali ke masa masa pacaran. Dengan begini, aku bisa bebas manja-manjaan ama suami.

PICT_20170704_083602

PHYSICAL TOUCH

Karena physical touch jadi salah satu bahasa cinta. Ini membuat aku juga harus merawat diri, karena ‘Physical Touch’ perlu didukung dengan hal-hal yang membuat kita nyaman untuk disentuh atau dipegang. Kita harus tau nyamannya badan kita itu seperti apa. Dalam hal ini, aku merasa nyaman ketika aku merasa cantik!

Gak ada perempuan yang ga pengen keliatan cantik bukan hanya untuk pasangan tapi juga untuk diri sendiri. Itulah kenapa aku akhir-akhir ini makin rajin: nyalon, pijit, pasang eyelash extention, spa, haha. Pede gitu bawaannya.

Nah, ngerawat bagian kewanitaan juga. Aku ga mau area kewanitaan aku mengeluarkan bau ga sedap & kulit di sekitarnya jadi menghitam. Kalo lagi pas ‘asyik-asyik bermanjaan’ sama suami, maluuuuu dan ga nyaman banget kalo ampe begitu.

Untuk menjaga area kewanitaan, aku lagi suka pake Purbasari Sabun Sirih Manjakani Whitening. Kenapa? Karena sudah teruji klinis untuk menjaga pH kewanitaan dan halal, sehingga bisa digunakan setiap hari. Untuk area kewanitaan jangan pakai sabun biasa ya, karena area kewanitaan punya pH khusus & cenderung asam sekitar 3,5 – 4,5; sedangkan sabun biasa bersifat basa. pH adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keasaman atan kebasaan cairan tubuh manusia untuk proses metabolisme (mengubah menjadi energi atau untuk penyerapan tubuh).

Bau tidak sedap, cairan berlebih, lembap & tidak nyaman, gelap di sekitar area kewanitaan bisa muncul karena area kewanitaan yang kurang dirawat. Kalau membersihkannya, alirkan air dari depan ke belakang (bukan sebaliknya), pilih undies dengan bahan katun supaya tidak lembap, ganti pembalut setiap 4 jam sekali.

PICT_20170704_083954

Purbasari Sabun Sirih Manjakani Whitening ini mengandung bahan-bahan alami seperti ekstrak manjakani, ekstrak sirih, whitening extract dan Tego Deo. Kandungan-kandungan itu bisa membantu mengurangi bau tak sedap secara maksimal, serta memberikan rasa kesat & rapat. 4 natural whitening extract-nya yang terdiri dari Mullberry, Bearberry, Licorice dan Lemon membantu mencerahkan lebih cepat daerah pangkal paha. Rasanya area kewanitaan jadi lebih segar dan bersih.

Harganya terjangkau, bahkan lebih ekonomis dibandingkan sabun sirih lainnya dan gampang ditemuin. So far udah nemu di Blibli, BukaLapak, Shopee, Elevenia & Lazada. Harganya beda-beda tipis sih, tapi sekitar 13.000.

Kalo semua area tubuh dijaga dan dirawat gini, aku pede & nyaman disentuh-sentuh, bahkan di area manapun hehehehe :”>. Suami pun jadi makin manja dan mesra, tuh.

Jadi, apakah 5 tahun pertama itu memang masa-masa terberat? Bisa iya, tapi masa-masa terberat bisa muncul kapanpun itu, bahkan mungkin di saat usia pernikahan udah lama. Tapi yang aku yakini, pernikahan adalah pembelajaran; we are a work in progress with a lifetime contract. Setiap hari kita akan terus belajar untuk saling memahami dan mengerti karakter pasangan.

Komunikasi adalah hal terpenting & kedepankan logika serta memahami bahasa cinta pasangan. Jaga terus keintiman bersama pasangan karena a lack of sex won’t kill the relationship, only a lack of intimacy can do that. 😉

PICT_20170704_090210

Karena menua, merenta dan selalu mencintanya adalah relationship goalsku, untuk selamanya. 🙂