Surrender : berserah bukan terserah

berserah pada yang kini

melepas pada yang sudah

percaya pada yang akan

Saya merasa rasa nyaman itu jebakan. Masih ingat di kantor terdahulu saya, saat itu ada sharing session dan saya mengemukakan ketakukan saya akan “what’s next?“, saya merasa hidup terlalu baik baik saja dan saya pikir itu janggal karena bukankah roda hidup berputar? apa yang akan terjadi setelah ini ya? apa yang akan direbut dari yang udah saya miliki? saat itu, saya ada di titik termandiri dalam hidup, nyaman yang tersungguh, lalu saya menjadi super antisipatif terhadap semua halllll, saya protektif dengan apa yang sudah kucapai.

selalu ada gelisah di belakangnya. saya takut ini usai…. dan saya tidak jadi baik baik saja sampai entah berapa lama hingga roda terputar kembali. saya terlalu memegang erat apa yang saya miliki, lupa bahwa di saat yang sama, ada yang yang menunggu untuk kugapai, kurengkuh, kucapai.

saya menahan diri sendiri. untuk maju. untuk tahu. untuk menelan dan mengecap rasa-rasa yang membuat saya hidup untuk hidup.

ternyata nyaman, bisa membuat saya baal.

pelan belajar berserah bukan terserah.

mengarah bukan melelah

Percaya pada yang akan datang, akan membawa banyak hal yang baru. baik buruk memang dibutuhkan untuk terjadi untukku.

nyamanlah, secukupnya.

lalu kembali lepas bergeraklah

bintaro, feb 2020