Sebelum tidur, apabila sempat (tentunya kalo anak sudah berhasil ditidurkan dan aku tidak ikut ketiduran), berusaha untuk mengingat kembali apa yang terjadi seharian. Apa yang aku lakukan saat melewati pagi, siang dan malam. Apa yang aku rasakan? Apakah aku senang? Capek? Marah? Gelisah? .
Mencoba mencerna perasaan beberapa saat sebelum lelap, sembari menarik napas panjang-panjang, sekiranya 5x saja.
Napas yang memenuhi paru paru. Lalu hembus perlahan. Apabila ada pikiran2 datang, biar dia menghampiri dan berseliweran di kepala, biarkan, jangan dilawan.
Kemudian mencoba merasakan dan menikmati bantal yang menyangga kepala, seprei yang habis dicuci, selimut yang wangi, wajah tenang anak dan suami yang tidur di sisi.
Being present. Sadar penuh hadir utuh, meminjam kata mas @adjiesantosoputro
Kemudian, saya ingat salah satu quotes salah satu sutradara favorit saya (alm) Yasmin Ahmed “ To forgive all the people and everything before sleep. And when you wake up, you are trully alive”. Ada kesalahan? Mari kita ingat, maafkan, lalu lupakan.
Besok hari baru, mungkin awal baru, mungkin juga kelanjutan hal yang lama diperjuangkan. Apapun itu. Sesaat sebelum meninggalkan hari ini, kita perlu menyadari waktu, berterima kasih pada diri, semesta, Tuhan karena kita bertahan, berjuang melewati satu hari, sekali lagi. .
Selamat tidur 🙂