Stand Up (Tremor) Comedian

Okay. Disini saya mau cerita gimana saya, pada hari kemerdekaan RI ke 66 yang berbahagia ini, dimana saya seharusnya merenung tentang gimana membuat Indonesia menjadi lebih baik atau ikutan lomba 17an, saya malah menjadi salah satu ‘comic‘ untuk Stand Up Comedian di Rolling Stone Cafe.

Beberapa akhir ini memang beberapa orang yang saya kenal di twitter mulai menghidupkan lagi Stand Up Comedian. Bertempat di Comedy Cafe, setiap Rabu ada jadwal Open Mic (ini istilah dimana setiap orang bebas untuk naik ke atas panggung, semacam coba coba) atau Stand Up (disini list para ‘comic’ sudah ditentukan dan agak serius atau lebih persiapan). Sebagai penggemar komedi dan suka ketawa, tentu saya mendukung sekali acara ini. We need this kind of enterainment. Joke yang segar dan tak hanya terbatas bisa dilihat di layar TV. Tak pernah absen saya untuk terus mengunjungi Comedy Cafe setiap Rabu, tujuannya, jelas karena ingin tertawa, mendukung teman yang mencoba ‘open mic‘ dan ya…. daripada sendirian di kost gitu.

Beberapa ‘comic‘ adalah orang orang yang saya follow di twitter, menyenangkan melihat “kicauan 140 karakter” yang kita interpretasikan dan visualkan sendiri di kepala lalu benar benar mewujud nyata di panggung, mereka berusaha ‘deliver’ lebih dari 140 karakter ditambah ekspresi untuk membuat kita tertawa. Terus terang, saat itu sebagai penonton, saya juga turut “grogi”, menular sekali lho. Berdiri di depan puluhan orang dan sengaja membuat mereka tertawa itu bukan hal yang mudah. Saya juga jadi punya beban untuk ketawa, beban tawanya lebih kepada, saya ingin temen saya yang udah membuat effort ingin membuat orang lain tertawa ini, tidak kecewa karena gak ada yang ketawa. Bingung kan? Situasinya begini, untuk seorang ‘Comic Amateur‘ yakni teman saya yang mencoba open mic ini pasti tidak ingin mengecewakan yang orang orang yang menontonnya, sementara saya sebagai penonton tidak ingin dia kecewa karena telah mencoba. Ruwet lah.

Okay. Laluuuu… ada keinginan kecil dari hati saya “Ah, pengen ah coba. Selama ini selalu nonton, pingin tau gimana rasanya open mic”. Tentunya keinginan ini harus disertai keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas yah (halah), maksudnya, saya tetap harus sedia materi dooong. Lalu saya simpanlah keinginan itu dan mulai mencari -cari materi (yang pada kenyataannya terlupakan juga, gak bakat meeen).

Lalu pada suatu saat, saya ditantang oleh beberapa orang & teman yang isinya berupa ajakan mencoba Open Mic itu, entah mungkin karena saya ini gak sahur apa gimana, saya dengan usil dan dipastikan menghentikan sejenak fungsi otak mengatakan “TUNGGU AKU HARI RABU #eaaa”. ~ dan karena setan yang tak terbelenggu saat puasa rupanya mampir di teman teman saya itu, dibawa seriuslah itu berita. Diposting di akun resmi @StandUpIndo, di RT beberapa akun twitter ternama, hingga akhirnya, tantangan itu tak terelakkan untuk saya terima.

Perlu dicatat, saat itu saya menerima tantangan untuk Open Mic (ctrl b+u) , bertempat di Comedy Cafe, yang mana ukurannya tidak terlalu besar. Yang nonton yah, masih terhitung sedikit (&) normal lah, jadi saya masih panik level 1.

Lalu beberapa saat kemudian, ada berita sedih di TL tentang cerita #LilyLubis, seorang Ibu yang baru saja meninggal setelah melahirkan bayi kembar 3, ketiga bayi ini dalam kondisi yang kurang baik sehingga membutuhkan banyak dana. Lalu Ernest yang sesuai dengan nama belakangnya yang sangat PRAKASA ini (perkasa woiy), membuat ide yang baik, dengan membuat malam Donasi untuk ketiga bayi tersebut saat Open Mic. Saya sendiri tidak masalah dengan hal tersebut, seneng malah. Namuuuuuuun, entah bagaimana ceritanya lalu dia memberitahukan tentang LOKASI yang berubah dari Comedy Cafe menjadi ROLLING STONE CAFE!! dan dari Open Mic menjadi STAND UP! Oke, rasa panik saya mulai bergerak ke level 5, antara lain karena :

  1. MAN! Rolling Stone itu besarnya berkali kali lipat dari Comedy Cafe, hal ini bisa mengakibatkan penonton yang datang bisa berkali kali lipat juga.
  2. Open Mic adalah coba coba untuk pemula, mencoba skala kecil, dan ini, diubah menjadi STAND UP dengan skala lebih besaaaaar, materi yang lebih oke, kudu persiapan brur, ga bisa main main. Aaak
  3. Daftar line up yang akan manggung ngeri ngeri! Ada Pandji, Farhan, Miund, Isman HS, Soleh Solihun semua orang ini adalah sudah kawakan untuk melawak baik di TV, Radio, atau blogsnya. GILAAAAA GAK KAMU KALO DIKAGETIN KAYAK GINI (sori masih emosi). Sementara saya ini hanyalah orang yang sering galau dan garing di timeline (saya yakin saya sering diketawain karena hal ini) harus berhadapan dengan entah berapa ratus mata dan telinga di tempat yang … well Rolling Stone gituloh, untuk mencoba Stand Up atau ‘Melawak’ untuk pertama kalinya. Oh, sumpah saya ingin ngilang dan berada sama Nazarrudin saat itu.

Berita sudah tersebar dan saya tidak bisa memutar. Saya bisa aja kekeuh untuk ga ikut, ngilang saat acara atau pura pura ngambeg sama Ernest dengan report dia as a spam karena merasa ‘dijebak’. Tapi melihat banyak banget yang ingin melihat saya muncul dari layar twitter untuk ada di atas panggung, serta untuk kegiatan malam sosial donasi Bayi Kembar Tiga ini, saya hanya bisa pasrah dan mulai mencari bahan, setelahnya, entah kenapa saya jadi sering sekali menyanyikan lagu Krisdayanti “Menghitung Hari”.

H-4

Saya mencoba mengulik, ada cerita seru apa di sekitar kehidupan saya yang bisa buat materi …. dan berakhir, tidak nemu apa apa (kayaknya hidup saya biasa biasa aja atau saya memang orangnya mudah lupa)

H-3

Saya mencoba buka tweet2 saya yang dulu dulu, siapa tau ada yang lucu, dan berakhir ….. ketiduran

H-2 

Mulai tanya tanya teman, saya baiknya ngebawain apa, lalu berakhir dengan saran… saya disuruh menggombal atau menggalau saja di atas panggung. Oh, sungguh teman teman yang sangat baik. *remove semuanya dari daftar friend di facebook*

Oiya disela- sela pemikiran materi ini, hadirlah teman teman saya yang perhatian dengan cara suka menerror saya seperti :

Materi udah, Ne?”

Wah kamu main jam berapa, Ne? Nanti datang setelah kamu manggung ah”

“Asyiiik! nanti gak ketawa ah pas Rahne manggung”

“Ah, di tengah tengah nanti walk out aja yuk kita”

SUNGGUH MENYEBALKAN. Tolong ingatkan saya untuk cari temen yang lebih bener lagi ya.

H-1

Udah ada beberapa point yang yah-kayaknya-lumayan-lucu (menurut saya) mulai dicatat di BB. Mulai coba ngomong depan kaca, pura pura ngucapin terima kasih atas tepuk tangannya. Ah, khayalan gak penting untuk menenangkan diri sih.

HARI H (17 Agustus 1945)

Di Hari Kemerdekaan ini, saya malah merasa dijajah perasaan panik dan takut. GILA. EVERYONE IS WAITING FOR ME TO DELIVER SOME LAUGH AT THEIR FACE, LIVE, NOT ON TWITTER. Sekali lagi, saya ini gak ngerasa lucu, apa yang saya twit itu bener bener spontan, pemuasan kepala sendiri, dan kalo ada yang ketawa saya anggap itu bonus. Karena terbangun dengan perasaan menyeramkan itu, hari ini sungguh menjadi tidak bersahabat. Dimulai dengan kawat gigi yang baru saya pasang seminggu yang lalu itu putus dan kawatnya menancap di pipi dalam, lalu saya putuskan ke Dokter Gigi, nah saat lagi di taksi, leher saya mengalami salah urat karena kebanyakan celingukan saat cari alamat hingga susah menoleh. Tak berhenti disitu, saya salah memilih warna karet untuk braces saya. Saya memilih warna KUNING yang setelah diliat liat, mirip jigong!! Sungguh perpaduan yang pas sekali ya, hadir dalam wujud agak sedikit membuat polusi visual di depan ratusan mata yang banyak banget dan saya belum tau namanya itu. Saya jadi pingin kabur ke Malaysia dan duet sama penyanyi bernama Rosalinda deh ( kalo belum tau siapa dia silahkan klik disini :p) …… ditambah materinya baru itu itu ajaaaaa, dikit bangeeeeet, belum ada tambahan. Saya lalu berakhir pasrah dan bersikap yasudahlah. Que sera sera whatever will be will be (padahal gak que sera sera juga karena setiap jam saya mengalami tremor mendadak) .

JENG JENG MOMENT: 1 Jam menuju manggung di #Laugh4Love

Dihitung hitung saya udah 3x ke toilet! Jantung udah mulai kayak diskotik, jedak jeduk tak menentu, mulai usil untuk menghitung jumlah orang yang datang dan berpikir, anjriiit, saya harus bikin mereka ketawa ya…..dan diikuti perasaan merinding serta hal hal tidak nyaman lainnya.

Saya akan manggung di urutan ke 6. WOAH! Dari 15 orang yang akan tampil, saya muncul di tengah tengah. Sungguh terlihat seperti waktu “prime time”. Dimana secara grafik, mereka pasti menginginkan hal yang lebih lucu dari urutan demi urutan.

SAYA PENGEN DI NO 1 AJA PAS BELUM BANYAK YANG DATENG BISA GAAA?

….. dan lagi lagi keinginan saya itu ditolak mentah mentah.

Selanjutnya seperti yang diduga, saya pucat, gemeteran, dan lain lain. Mana baru pasang kawat, cara ngomong saya jadi agak aneh, lalu kacamata saya (yang minus hanya 1 namun bersilindris) ilang jadi tak bisa menatap jelas para penonton atau bahkan contekan, semua itu membuat saya belingsatan setengah mati.

Dan akhirnya #jengjeng……tibalah saat saya. Sungguh ini adalah hal baru, adrenalin dipacu banget, saya jadi ingat, ini rasanya seperti mau Sidang Skripsi, atau seperti ditembak orang yang sudah lama kita taksir. Bedanya disini, hasilnya adalah berupa pembuktian “Lo, selucu di timeline gak sih”. AARRGH BEBAN. Namun 8 menit waku yang diberikan saya gunakan dengan (anggap saja) cukup baik. Entah apa banyak orang yang tertawa atau bertepuk tangan, karena selain gak pake kacamata, perasaan nervous saya di atas panggung membuat saya buta dan tuli.

Okay jadi inilah point-point materi yang saya jabarkan saat acara #Laugh4Love di Rolling Stone dengan super panik. Pada akhirnya, saya cukup senang menjadi bagian dari acara ini. Terkumpul Rp. 23 juta lebih untuk membantu Bayi Kembar Tiga tersebut. 🙂

———— Rahne On Stage —————

  • Gila rame banget ya, sebenernya saya takut banget, Jadi saya merasa tadi udah dandan setebel Syahrini, tapi sekarang malah jadi sepucat Suzzana
  • Saya ini bully-able. Malam ini sejumlah kawan yang datang memang inging membully saya, tapikalo dirunut, saya memang dibully sejak tahun 1986, dan yang melakukannya pertama kali adalah Dokter yang membantu proses kelahiran saya. Saya lahir sungsang, harusnya normalnya kan kalo lahir kaki dulu ya (nah disini saya salah ngomong, harusnya kepala dulu -___-), dan mengakibatkan saya saat di kandungan berposisi pantat di bawah, jadi saat Ibu saya ngeden melahirkan, karena pantat yang dibawah lalu dokter itu berkata “Selamat Ibu, bayi anda berjenis kelamin….. pantat?” – Red. Sungsang ini adalah cerita nyata.
  • Saya dikenal jomblo, padahal saya sering ngedate dengan bermacam macam tipe :  Tipe Sporty : setiap weekend saya selalu diajak ke Parkir Timur Senayan, disitu saya ngedate jogging, lari lari sama dia. menyenangkan sih, sampai pada akhirnya saya menyadari dia juga suka lari lari dari…..tanggung jawab, kalo makan saya yang bayar mulu, belum lagi minta dijemput dan bla bla bla. Tipe Puitis : Nyenengin sih, selalu disiram dengan kata kata manis “Senyum kamu kayak matahari jam 8, anget”, tapi jadi aneh kala semua yang dia katakan sungguh sastrais. Masak di RM Padang dia bilang “Mbak, Pesen persinggahan napasmu 2” – padahal dia cuma pingin makan Paru. Tipe programmer : Mereka adalah orang orang yangsuka membaca kode, menyenangkan sih, pegang perut dikit, mereka tau saya lapar lansung dibelikanlah makanan, tapi jatuhnya semua gerak gerik saya jadi diperhatiin dan dikira kode. padahal, enggaaaaaak..
image
Thanks @bchastity, salah satu orang yangmenyaksikan kegaringan aku

*itu lagi bingung belingsatan dan katanya cara megang mic saya kayak mau nyanyi HAHAHA*

Yak demikianlah kurang lebih materinya. Terlepas dari banyak yang ketawa atau tidak, saya udah berhasil untuk menyelesaikan tantangan dan berani mencoba hal yang baru. Kalo di Final Fantasy 7 nilai experience saya udah naik nih. Dan oh ya, malam ini satu hal yang saya impikan, dikabulkan dengan caranya sendiri oleh Tuhan. Saya pernah mengatakan, saya ingin suatu saat manggung di Rolling Stone, now what? Doa saya itu terkabul, walau saat itu saya berdoa untuk manggung nyanyi, bukan berkomedi. Kau sungguh misterius sekali, Tuhan. 🙂

Saya juga makasih banget buat temen temen yang sayang ama saya dengan membully di twitter tapi menyemangati saya saat di RS Cafe. Saya ga bisa nyebut satu satu, tapi makasih banyak atas dukungannya :’) *hugs*

NB: Berdasarkan kebiajakan para founder Stand Up Comedian, rekaman acara #Laugh4Love ini tidak akan diupload di Youtube (hati saya bersorak sorai, HOORAY)