Mari dukung #TolakJadiTarget

Disclaimer: Tulisan tentang kampanye #TolakJadiTarget ini dibuat dengan penuh kesadaran, tanpa unsur paksaan atau permintaan pihak tertentu. Murni dari kepedulian & keinginan saya untuk melindungi generasi muda, khususnya anak-anak di bawah umur dari target industri rokok.

Thunderclap-TolakJadiTarget-01.jpg

Di Indonesia, melihat orang sedang merokok itu adalah pemandangan yang biasa, serasa tidak ada yang aneh dengan hal itu, ya gak? Dari perjalanan aku ke rumah – ke kantor selama 45  menit, setidaknya aku melihat minimal 10 orang yang sedang merokok: tukang-tukang yang sedang membangun rumah tetangga, ‘Pak Ogah’ polisi ceban yang membantu mengatur orang-orang di putaran jalan, kerumunan ojeg-ojeg online yang sedang mengantar atau menjemput pelanggannya, dan lain-lain. “Lumrah lah”, kata orang-orang.

Begitupun dengan iklan-iklan rokok yang ada di banyak tempat & media: billboard, koran, majalah, radio, spanduk warung, hingga merambat di digital. Ga ada yang salah. Apalagi sudah ada aturan dan pembatasan dari pemerintah juga jadi iklan rokok ruang lingkupnya semakin terbatas mulai dari jam tayang & media yang digunakan, pun semuanya udah ada himbauan ‘merokok bisa membunuhmu‘ atau ada batasan usia 18+.Di iklannya juga ga ada sama sekali gambar orang merokok kok. “Amanlah iklan iklan itu”, kata orang-orang.

Lantas apa yang membuat aku gelisah?

Semua itu ketika aku punya kesempatan ngobrol dengan temen-temen aktifis Tobacco Free Kids & Yayasan Lentera Anak yang memaparkan fakta-fakta ini:

  • 30% dari Anak Indonesia merokok sebelum 10 tahun (Sumber bisa dibaca di sini)
  • Jumlah perokok muda usia 10-14 tahun meningkat 2 kali lipat dalam 10 tahun

Sedih ga sih? 10 tahun itu bahkan masih SD loooh, mereka udah mengenal, mencoba, bahkan mungkin sudah kecanduan rokok. Kenapa ini bisa terjadi? Jawaban dari mereka bikin aku cukup kaget & tersadar.

“Ne, target industri rokok tuh anak-anak di bawah umur. Remaja atau anak anak adalah  satu-satunya sumber ‘perokok pengganti’ bagi mereka. Mereka mengupayakan bagaimana bisa menghasilkan perokok-perokok muda dengan berbagai cara”

Sebagai orang yang selama 9 tahun kerja di periklanan, somehow sama sekali ga terlintas di kepalaku kalo pengaruh iklan rokok itu menargetkan anak-anak. Setiap liat iklan rokok yang ada di kepalaku sih :“ih keren banget sih iklannya”, “slogannya catchy”, “kok bisa ya mereka tetep kreatif bangun citra rokok tanpa ada unsur gambar merokoknya?”. Aku hanya melihat dari sisi pengerjaan sisi kreatifnya saja.

Ternyata, image keren yang selalu ditampilkan pada iklan rokok inilah yang akhirnya membuat banyak anak-anak penasaran dan mencoba rokok. Target iklan-iklan itu tentu saja bukan ke perokok, justru ke yang belum merokok. Usia anak-anak atau remaja adalah usia pencarian jati diri, mereka ingin terlihat keren ke orang lain, usia ini yang jadi sasaran empuk. 😦

Banyak juga iklan rokok yang masuk ke acara acara seni yang mengusung band-band keren, iya ketat dengan aturan hanya untuk usia 18+ tapiiiiii… emang ga bikin anak-anak usia dibawahnya kepengen masuk? Akan masuk secara ga sadar ke alam bawah sadar kita kalau acara keren, yang keren-keren, orang-orang keren itu dekat dengan rokok. Jujur, aku juga pernah membantu salah satu acara seni yang disponsori oleh rokok. Menurut aku aja acara itu kereeen, gimana anak-anak yang pengen banget dateng ke acara itu?

Adalagi fakta yang dikasih tau ke aku, misal saat datang ke minimarket manapun, di mana kira kira rokok ditaruh? Di belakang kasir sejajar dengan mata, bersebelahan dengan permen, coklat. Mudahnya akses serta harga rokok yang murah, sangat mempengaruhi anak di bawah umur untuk menjadi perokok pemula.

Oleh karena itu, aku mendukung banget #TolakJadiTarget ini. Mari kita jaga & menjadi ‘polisi’ dengan melindungi daerah lingkungan sekolah (karena mereka menghabiskan waktu mereka di sini selain di rumah) agar bebas dari iklan-iklan rokok (baliho/ poster/ spanduk warung-warung). Di PP  no. 109/2012 juga diatur pemasangan iklan, daerah sekolah seharusnya steril dari marketing industri rokok.  Tapi pada prakteknya masih banyak  juga yang masang. 

Aku juga berharap banyak yang berpartisipasi karena generasi muda adalah masa depan kita, kita ingin agar mereka mempunyai pola hidup sehat bukan? Dukung aksi #TolakJadiTarget dengan cara:

  1. Cari atribut iklan rokok yang berada di sekitar sekolah
  2. Foto iklan tersebut
  3. Cantumkan lokasi foto dan hashtag #TolakJadiTarget
  4.  Upload di akun sosial media kamu

WhatsApp Image 2017-02-15 at 6.06.04 PM.jpeg

WhatsApp Image 2017-02-17 at 4.47.20 PM.jpeg

Semoga campaign ini bisa menarik perhatian banyak orang dan bahkan pemerintah, syukur-syukur kalo bisa sampe ke Presiden kita. Kalo dibanding di luar negeri, di sini kaya surga buat industri rokok, udahlah harga murah, penjualan ga dibatasin buat yang di bawah umur.

Aku ga masalah sama perokok, but please tau situasi, sikon, kondisi. Jangan merokok di depan ibu hamil & jangan lakukan itu di depan anak-anak. Jangan jadikan itu pemandangan yang ‘biasa’ bagi mereka. Di rumah juga, sebisa mungkin apabila ada eyang/ suami/ saudara yang merokok, jauh jauh dari anak-anak ya 😦

IMG_1159.JPG
Aku juga akan semampuku menjaga Trah dari bahaya rokok dan juga melindunginya dari target industri rokok. 

Cek website www.tolakjaditarget.com & FB https://www.facebook.com/tolakjaditarget untuk info seputar kampanye dan juga koleksi foto setoran dari para pendukung campaign.

Terima kasih! Mari dukung #TolakJadiTarget