Akhir akhir ini, isu soal copy – plagiat dan sebangsanya sedang semarak lagi di timeline saya. Iya timeline twitter yang penuh dengan kalimat 140 karakter yang berderet deret. Saya disini juga tidak menyetujui seorang copy cat atau plagiat (dan tentunya apalagi kalau dicopy untuk tujuan komersil).
Tapi saya lebih concern ke bagaimana kita menyikapi. Mengingatkan boleh, menghardik juga, namun jika terus-terusan dan malah lebih fokus untuk menjatuhkan seseorang itu juga bukan sesuatu yang baik menurut saya. Isu ini terus bergulir, semua orang seakan akan menjadi yang pertama menemukan padanan kata dan kemudian memegangnya erat erat di lahan masing-masing. Terus terang saya jadi agak khawatir soal ‘kepemilikan kata-kata’ seakan akan ide & inspirasi ga boleh sama, sekarang.
Saya jadi ingat postingan saya dua tahun yang lalu, tentang hal yang sama :
Inspirasi ini gedenya se-semesta. Kamu bisa pilih apa & yang mana untuk menjadi inspirasimu. Dituang ke buku, tweet, blog, ngelamun. Bebas. Kalaupun sama, gak selalu semua menduplikat. Toh kalopun iya, merugi. Karena ia melewati sesuatu yang berharga, yakni proses. Proses itu indah sekali. Proses berkarya itu sesuatu yang butuh pengalaman yang muncul secara alami dari cara kita berpikir dan terinspirasi. It’s really beautiful….. And that’s the value.
Inspirasi akan melahirkan inspirasi akan melahirkan inspirasi
Nothing’s original on this planet, all you can do is making innovations. ~ Quote. Taken from @windyariestanty‘s tweet.
Ketakutan saya adalah, seseorang urung belajar karena takut. Tidak berkembang karena takut akan tuduhan ini itu. Memplagiat itu pilihan. Tapi, tidak menjadi diri sendiri itu bukan dan tidak akan pernah jadi kebanggaan. Tak perlu takut jelek, salah, atau bukan yang pertama. Selamat belajar teman teman. Selamat menemukan inspirasi. Selamat berkarya. 🙂
*ini juga catatan untuk diri saya sendiri.
Setuju banget Ne!
LikeLike